Terjadinya grease hardening dan kekeringan dalam penggunaan pelumas, khususnya gemuk di industri kelistrikan, sudah menjadi masalah umum yang kita hadapi. Selama bertahun-tahun, penelitian tentang gemuk sintetis dan gemuk baru menunjukkan bahwa biaya penggunaannya sangat mahal.
Dengan meningkatnya kebutuhan minyak bumi dan menipisnya cadangan yang ada, ditambah dengan kesadaran lingkungan yang semakin tinggi, saatnya kita mencari alternatif yang lebih hemat biaya. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah memanfaatkan limbah minyak sebagai alternatif minyak dasar untuk formulasi Grease.
Limbah minyak memiliki potensi besar, karena proses pemurnian ulangnya relatif murah dan bisa menghasilkan minyak berkualitas tinggi. Ini adalah langkah penting untuk mengurangi biaya sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Namun, kita juga perlu memastikan bahwa formulasi pelumas yang optimal dapat mengatasi masalah grease hardening dan kekeringan, terutama dalam industri listrik di mana pelumas ini sangat dibutuhkan.
Salah satu penggunaan utama dari Grease Pump adalah untuk mencegah peningkatan hambatan listrik pada sambungan listrik.
Mesin ini terbuat dari material unik yang terdiri dari minyak pelumas yang didispersikan dalam struktur gel. Pada suhu normal, Grease ini tidak mengalir dan memiliki sifat padat, sehingga mampu mempertahankan bentuknya. Namun, saat beban diterapkan atau suhu meningkat, struktur gel ini mulai terurai dan gemuk akan mengalir seperti minyak.
Tetapi, ada batasannya. Ketika beban dan suhu mencapai nilai kritis tertentu, gemuk pelumas dapat kehilangan sifat padatnya. Ini adalah hal yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi kegagalan fungsi.
Salah satu penggunaan utama dari gemuk pelumas adalah untuk mencegah peningkatan hambatan listrik pada sambungan listrik. Dengan menggunakan gemuk ini, kita bisa menjaga koneksi tetap optimal dan mencegah masalah yang bisa timbul dari korosi atau gesekan.